BELUM JADI PUNYA ADIK








"Naira sudah besar lho, sudah pinter, sudah cocok punya adik".

Tiap dengar kalimat diatas, selalu punya jawaban jitu "Senyum". Atau lebih lanjut: "Njih Pak/ Bu/ mbak/ Dek.. Minta do'anya aja ya.."

Gak jarang terdengar protes, 
"Halah, di doain tapi gak direncanain mah percuma Bu".

Ada juga yang tiap ketemu pasti bahasannya soal 'adik  buat Naira'. Kalo ketemu 7x seminggu, ya tetap dibahas tiap hari pula, ajaib ☺️ 

Paling kalo mesem-mesem udah gak mempan, akhirnya jawab jujur:
"Minta do'anya semoga kami bisa serumah lagi terus sama Yayahnya ya.. Bawaan hamil setiap orang beda-beda, ada yang ngidamnya susah lahirannya mudah, dan sebaliknya. Dulu hamil Naira hampir opname, gak bisa makan, gak bisa minum air putih sampai 9 bulan. Gk kebayang kalo hamil ke-2 harus sendirian di rumah.."

Sudah begitu biasanya masih juga ada yang melanjutkan,
"Nah ya itu bawaan hamil beda-beda, anak pertama begitu, anak kedua belum tentu, udah cepet direncanain.. Nanti jaraknya kejauhan lho, gk KB tho?".

Kalo udah sampai disitu, cuma bisa geleng² sambil (kembali) senyum. Karena memang belum waktunya merencanakan, jadi bisa dengan mudah balas dengan senyuman 🙂 Juga standar 'waktu' atau 'cukup' bagi setiap keluarga kan beda-beda, kalau ada yang terus mempertanyakan, mentok selalu senyum jadi andalan ☺️.

Jika biasanya semua nasehat bisa dijawab dengan senyum, beda halnya kalo sudah Naira yang merajuk,

"Aku ini bosan Bunda, kapan aku punya adik??"
"Kalo Yayah 'sekolah jauh', aku bosan gak ada temannya di rumah, adekku kapan lahir si Bunda?"
"Bunda, aku ingin sekali punya adik, nanti aku yang sayangin, aku yang jagain, kalo adik mau mainanku, aku berbagi, aku pinter kok mengalah".

Lalu suatu ketika, mamas kaget liat Naira tiduran di kamar depan dengan sesuatu di balik bajunya, saat ditanya sembunyikan apa? Naira sambil nangis menjawab, "Aku hanya ingin punya adik.. Ini pura-puranya adikku di perut.. (sambil menunjuk bonekanya)"

Walahhh, nyerah sudah ☺️ Cuma minta sama Allah, diparingi kekuatan.. Bismillah, 2 bulan merencanakan, amanah di rahim kembali Allah percayakan.. 🙂

Hamil ke-2 sengaja merahasiakan dari keluarga, niatnya biar lewat trimester pertamanya dulu, bukan apa-apa, orangtua sedang pada sakit, takut khawatir dan bolak balik Metro seperti dulu, Mengingat pas hamil Naira hampir dipaksa opname sama papa mama, gegara makan 1 butir kacang pun gak bisa.

Yang tau pertama kali justru hanya beberapa guru di sekolah, itupun terpaksa bilang, karena hari itu jadwal vaksinasi tahap pertama..

Awal trimester pertama alhamdulillah lancar sampai usia kandungan 6 minggu, sudah mulai berpikir "Alhamdulillah, benar juga ya, tiap kehamilan berbeda, kali ini makan apa aja oke, malah bb bundanya naik overdosis. Jalan kemana aja oke, minum apa aja oke".

Tapi Qadarullah, masuk usia 7 Minggu, mulailah morning sick datang gak hanya di pagi hari, alias 24 jam. Bedrest. Mana Yayahnya sedang di Sungkai, nelongso bener pokoknya 🥺 

"..wahnan 'alaa wahnin" sungguh lemah yang semakin bertambah-tambah, sehari bisa masuk roti tawar 1 lapis sudah syukur, hyper salivasi, refluks empedu, makan minum apapun keluar lagi. Semua hanya bisa dilakukan sambil tidur, mulai dari pengisian rapor sampai buat soal persiapan KSM, apapun itu, duduk sebentar muntah parah, gerak sedikit ambyar sudah..

Alhamdulillah masuk libur sekolah Mamas bisa standby di rumah, ngurusi bunda yang gak bisa apa-apa, jangankan di dekati, dengar suara Yayah/Naira langsung mual dan muntah lagi. Pokoknya gak kebayang kalo gak ada Mamas dan Naira yang ngurusi dalam senyap, semua urusan makan, nyuci, njemur, ngepel, bersihkan sisa muntah, sampai muter-muter cari yang kira-kira bisa dimakan, semua dengan telaten dilakoni, meski saat sudah didapat makanannya hanya disentuh dikit lalu dicuekin karena mual. Maa syaa Allah nikmatnya trimester pertama..

7-9w benar-benar bedrest gak bisa keluar rumah sama sekali, gimana mau keluar rumah kalau pakai masker saja muntah-muntah? Memasuki 10w perasaan mulai semakin gak enak, juga lebih sering mimpi yang aneh-aneh, akhirnya dipaksakan hari itu periksa ke bidan lalu besoknya lanjut periksa ke praktek dokter yang lebih jauh, USG 4d hingga transv, keluarlah vonis yang sangat menghancurkan hati: ada pendarahan di rekam usg, kandungan harus dikeluarkan senin depan. 🙃

Sepanjang perjalanan pulang masih bisa menahan tangis, ada genggaman tangan Mamas yg gak berhenti menguatkan dan mengingatkan, bahwa semua sudah ketetapan Allah yang Maha Pencipta. Tapi ketika lihat Naira, airmata keluar deras begitu saja 😬 Setelah dinasehati Yayahnya, dengan polosnya Naira ikut menenangkan bundanya "Bunda, aku tidak nangis kok.. aku sudah dikasih tau Yayah kalo adikku harus dikeluarkan lalu masuk surga, tapi nanti aku bisa punya adik lagi di perut bunda, aku bisa berdo'a lagi kok sama Allah, jadi aku gak nangis.. Bunda juga gak boleh nangis ya.." 😁

Senin 12 Juli kita masuk RSMM dan mulai rawat inap setelah (sempat-sempatnya) menyelesaikan ujian diklat PJJ bareng Mamas yg juga sudah semingguan ikut diklat Lesson Study daring~ dengan susah payah, sempat standby MOS hari pertama TK-nya Naira juga via daring, maa syaa Allah 😅

Saat di rumah sakit, masih tetap belum berani ngabari keluarga, bahkan keluarga belum tau kalo bundanya Naira sudah hamil 3 bulan, yang ada dipikiran cuma ingin semua selesai dulu, kalau ada keluarga takut malah jadi cengeng, nanti kalo baperan dan pas di swab hasilnya positif gegara drop nangis terus gimana? Padahal dari rumah sudah sekuat hati nahan tangis yg sama sekali gak mudah 😁 Kondisinya rumah sakit memang lagi penuh pasien Covid-19, jangankan keluarga pasien, kehadiran pasiennya saja dibatasi 😁 Alhamdulillah siang itu tes SWAB menunjukkan hasil negatif dan kita dapat 1 kamar yg sangat nyaman untuk persiapan operasi ☺️

Operasi D&C yang diperkirakan selesai sehari tanpa menginap, ternyata diluar prediksi, ini kan lagi pandemi, jadwal operasi dan stok oksigen antri, UGD saja penuh hingga ke kamar isolasi. Akhirnya Naira terpaksa ikut menginap di RS Muhammadiyah Metro selama 3 hari 2 malam, in syaa Allah aman karena kami hanya diam di kamar yang hanya dihuni bunda, Naira dan Yayahnya saja, gak kemana-mana, diam di ruangan saja.

Selasa sore, Biidznillah operasi berjalan lancar, Alhamdulillah.. Hari rabu kami sudah diperbolehkan kembali pulang ke rumah. Meski sampai di rumah harus istirahat total dan isoman, tau diri dan jaga diri saja karena kami kan habis dari Rumah Sakit di 'masa begini'..

Sebelumnya mohon maaf kepada Bapak Ibu keluarga maupun teman-teman yang bertanya kemudian belum sempat dikabari, lagi-lagi hanya bisa mengabari rekan di madrasah untuk kepentingan izin tugas selama dirawat. Sebenarnya maju mundur mau menulis (sepanjang ini 😁) karena menyiapkan hati yg belum mudah untuk mengingatnya kembali, tapi kalau dilupakan begitu saja kok rasanya gak adil, entah kenapa.. Apalagi setiap bulannya kita selalu mengabadikan kenangan dalam gambar dan kata.. Yang jelas ini gak mudah untuk diterima, tapi bukan berarti harus berlarut-larut dalam duka ☺️.

Seperti yang berkali mamas sampaikan, ini sudah takdir dan ketetapan dari Yang Maha Kuasa. 80 months of love kali ini memang penuh drama, darah, lelah dan airmata. Laa ba'sa thohurun, in syaa Allah, semoga kedepannya Allah ganti kebahagiaan seindah pelangi untuk keluarga kecil kita, terimakasih untuk kesabaran yang maa syaa Allah menghadapi kenyataan ini, Mas.. Nduk.. I know it's not easy for you, especially when your condition is sick, but you are strong and strengthened me. Love u so deep, nothing without you #BigHug 💕

0 Response to "BELUM JADI PUNYA ADIK"

Post a Comment

Most Popular

Pengikut