KUMPULAN PUISI CINTA



Assalamu'alaikum... Ini sedikit kumpulan puisi cinta yang saya suka dari beberapa sastrawan favorit selain zarry hendrik (kumpulan puisi karya zarry silahkan dibaca di postingan sebelumnya), silahkan dinikmati :)


Kalau cinta bertepuk sebelah tangan, lepaskan tanganmu.Terbang dan kepakkan sayapmu, seluas angkasa biru.
—Kahlil Gibran.

Rahasia yang Tak Terungkap
Apapun yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),
Itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari Cinta
adalah sebuah rahasia yang tak terungkapkan

- Jalaluddin Rumi


Perempuan Pendiam & Laki-laki yang Tak Peka

Perjumpaan perempuan yang pendiam dengan laki-laki yang tak peka adalah bencana. Adalah erupsi gunung berapi. Adalah banjir bandang. Adalah angin puting beliung. Adalah tsunami. Adalah aku dan kamu.
Aku yang tak berbakat menerjemahkan keterdiaman. Aku yang terlalu lugu—merasa bahwa semua baik-baik saja. Aku yang punya keterampilan kurang memadai dalam mengerti apa yang ada di dalam hati.
Dan kamu yang batu. Atau patung tanpa ekspresi. Tak bergerak, tak bersuara, bahkan untuk sekedar berucap ‘aduh’, atau ‘tidak’. Kamu yang diam-diam berairmata. Menangis dalam sunyi untuk menyembunyikan kesedihan. Menyimpannya sendiri ditempat-tempat yang tak mungkin kutemui.
Karena aku laki-laki yang tak peka.
Yang tertawa saat jiwamu merintih. Yang terus melangkah saat kau kelelahan dan tertinggal jauh di belakang.
Ah, laki-laki memang harus lebih merasa. Sebab perempuan tak bisa dipaksa bersuara.
-Azhar Nurun Ala


Pernyataan Cinta

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak
dalam lautan Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu? Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

- Jalaluddin Rumi



Meninggalkan Masa Lalu

Sebagian manusia hidup dalam masa lalunya, pura-pura nyaman hidup dalam angan-angan yang sudah jadi kenangan.  Tangannya yang layu mendekap tubuhnya sendiri. Kakinya melangkah, tapi kepalanya terus menoleh ke belakang, berjibaku melawan waktu yang terus berjalan ke depan. Tanpa ampun. Tanpa pengertian sedikitpun.

“Gelap akan berganti terang, terang akan disusul gelap. Apa bedanya?”, katanya suatu hari. “Kalau kehidupan manusia selalu berputar dan sejarah berulang, apa bedanya masa lalu dan hari ini? Bukankah itu artinya masa depan adalah masa lalu juga sebenarnya?”
Barangkali kehidupan memang berputar. Boleh jadi sejarah memang berulang. Tapi dunia ini punya akhir. Kehidupan punya batas. Dan nahasnya, berbagai hal yang terjadi dalam rentang waktu kehidupan yang terbatas ini akan dimintai pertanggungjawaban.
Itu sebabnya Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “… Sesungguhnya saat ini adalah waktunya beramal dan tidak ada perhitungan, adapun besok (di akhirat) adalah saatnya perhitungan dan tidak ada waktu untuk beramal.”
Dalam keterbatasan waktu beramal ini, tidakkah begitu menyedihkan bila hanya kita isi dengan keluhan dan ratapan? Bukankah leher akan pegal bila terlalu sering digunakan untuk menengok ke belakang?
Jadi, tatap masa depan dengan harapan dan melangkahlah.
Sebab masa lalu tak ‘kan pergi ke mana-mana, kita lah yang akan beranjak pergi meninggalkannya.

- Azhar Nurun Ala



Anak Tangga 

Bagaimana cara membuang jauh-jauh berbagai bentuk kekhawatiran yang semakin hari semakin tinggi kadarnya?
Bagaimana mengusir berbagai jenis ketakutan akan masa depan yang terus menggerus prinsip hidup—yang diam-diam mulai kita ragukan?
Bagaimana melepas kecintaan kita pada materi yang begitu berlebihan sampai-sampai membuat kita lupa pada makna?
Entahlah.
Tapi,
Dunia ini, kata Rumi, seperti anak tangga.
Dan anak tangga ada untuk dipijak lalu kita tinggalkan begitu saja, bukan untuk dihuni lama-lama.

- Azhar Nurun Ala



Jatuh Cinta di Pagi Hari

Sepagi ini, aku sudah menunggumu.
Bohong kalau aku bilang di tempat biasa, kita tak begitu kerap datang ke sini.
Tapi tentu saja jujur seandainya aku bilang bahwa penantian tak pernah semenyenangkan ini: sepotong roti pagi, susu cokelat tanpa gula, lampu yang remang-remang menggantung, manusia yang lalu-lalang serupa kendaraan di jalan raya, dan pesan singkatmu: sebentar, ini masih terlalu pagi. Aku tersenyum membacanya. Sedari dulu, pagi adalah waktu yang paling tepat untuk jatuh cinta. Dan aku rela membungkus rasa kantukku, menyimpannya untuk kunikmati lagi nanti, demi jatuh cinta di pagi hari.
Menurutku, pecinta paling tulus adalah orang-orang yang bisa jatuh cinta di pagi hari. Ketika manusia dengan rambut belum diperkosa sisir, mulut masih bermentega, dan pipi yang cukup kusut untuk disebut ‘muka bantal’, bisa tersenyum tanpa pretensi sambil mengucap selamat pagi. Bahwa cinta bukan cuma soal ranjang dan pengantar tidur malam.
Di pagi hari, matahari barangkali bisa menggantikan peran cinta untuk menghangatkan. Tapi ketentraman adalah persoalan lain. Sesuatu yang sulit dijelaskan. Kenyataannya, dari sekian mahluk di semesta yang tak lagi bisa dihitung jumlahnya, kaulah yang diutus untuk bertanggung jawab atas persoalan itu. Bahwa cinta bukan cuma soal debar yang mengejar atau desah panjang.
Aku ingin jatuh hati setiap pagi setiap hari. Menjalani hari dengan cinta dan bukan dengki. Menutup malam dengan cerita-cerita yang layak dikenang sambil tersenyum. Lalu bermimpi tentang apa saja yang menyenangkan hati, sebelum akhirnya terjaga dan jatuh cinta lagi.

- Azhar Nurun Ala


                                                Kebohongan yang Membahagiakan 



For a second, I was in control
I had it once, I lost it though
And all along the fire below would rise*
Seringkali kita tak pernah benar-benar tahu apa yang sedang terjadi: apa yang berputar-putar dalam kepalaku dan apa yang bergemuruh di dalam hatimu. Hanya ada sesuatu yang lain—semacam kehausan yang mendera tenggorokan kita. Dan aku gagap dibuatnya. Sementara kau bisu menahan kata. Keheningan jadi singgasana kita: aku raja dan kau ratunya.
 And I wish you could have let me know
What’s really going on below
I’ve lost you now, you let met go but one last time*
Kau tahu, cinta adalah mata air sementara keraguan adalah sumbatan-sumbatan yang membuatnya tak mengalir. Maka yakinkan dirimu dan biarkan aku tahu apa yang kau rasakan. Yakinkan dirimu dan biarkan aku mendengar apa yang ingin kau ucapkan. Sebab keterdiaman telah membuatku bosan, meski rindu tak jadi layu karenanya.
Tell me you love me, if you don’t then lie, oh lie to me*
Berhentilah membisu dan katakan sesuatu.
Katakan bahwa adalah cinta yang bergemuruh di dalam hatimu. Meski sesungguhnya tak seperti itu. Aku terlanjur tertipu oleh apa yang kureka sendiri—aku terlanjur mencintai ilusi yang kuciptakan sendiri.
Remember once upon a time, when I was yours and you were blind
The fire would sparkle in your eyes and mine*
Katakan bahwa rindu yang membawamu ke hadapanku hari ini, sebagaimana yang lalu-lalu ketika pertama kali kau menawanku. Pada waktu yang kau tak pernah tahu. Dalam nyala api yang tak pernah kau raba sama sekali.
So tell me you love me, if you don’t then lie, oh lie to me
Just tell me you love, if you don’t then lie, oh lie to me
If you don’t then lie, oh lie to me
And call it true, call it true love
Call it true, call it true love*
Katakan bahwa adalah cinta sejati yang mengikat kita di sini. Meski bukan itu yang sebenarnya terjadi. Sebab aku tanpamu terlanjur api tanpa udara. Jadi katakan saja.
*Lirik: True Love by Coldplay

 -Azhar Nurun Ala

0 Response to "KUMPULAN PUISI CINTA"

Post a Comment

Most Popular

Pengikut