Sore ini, baru saja ingin merebahkan badan setelah 2 malam
berturut-turut tidak tidur sama sekali sampai pagi, badan serasa hampir remuk,
tapi hati tak ingin merelakan kenangan ini terlupa...
Seperti yang sebelumnya telah kutulis di http://rainbowartyasa.blogspot.com/2014/03/terimakasih-cinta.html, Aku terlahir disebuah keluarga yang begitu sederhana dan
tidak begitu harmonis, karenanya.. Sejak awal menginjakkan kaki di Fakultas
MIPA Universitas Lampung, aku telah bertekad memiliki sebuah keluarga baru
dikampus, dan siapa sangka, dari satu yang kuharapkan, aku mendapatkan 2 -keluarga
kedua- dengan ikatan batin yang sama- teramat dalam..
Saat diawal menjadi mahasiswa baru (MABA), bisa disebut aku
adalah seorang mahasiswi labil yang ingin mencicipi semua rasa di dalam setiap
organisasi. Pencarian jati diri dalihku. Terhitung 4 organisasi internal yang
kuikuti (Natural FMIPA Unila, Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI), English
Society Unila, BEM FMIPA UNILA, dan ROIS FMIPA Unila)), plus tiga organisasi
islam eksternal kampus yang saat itu serentak kucicipi, serakah bukan?? :D
Masuk di tahun kedua, satu-persatu organisasi itu mengalami
seleksi alam dari hatiku, bisa jadi karena aku hanya ingin memiliki 1 cinta
dihati, sama seperti cinta-cintaku pada orangtua, tanah air, agama dan tanah
kelahiran yang 1, hanya 1, akupun ingin hanya memiliki 1 cinta untuk keluarga
keduaku. Maklum, niat berorganisasiku ini bukan hanya niat untuk mau membuka
interaksi seluas-luasnya dengan teman (pertama kalinya setelah masa Sekolah Dasarku
(SD)), juga karena beberapa tekanan dan alasan lain yang begitu kuatnya dari
batinku untuk memiliki sebuah keluarga kedua yang harmonis dan solid sepanjang
usia.
Tapi seperti yang telah kukatakan diatas, aku berhenti di
2 organisasi yang bagiku memiliki kekuatan emosional yang teramat dalam: UKMF
NATURAL FMIPA Unila, sebuah UKMF Penerbitan Fakultas yang dari awal sekali ku
masuki dengan niat utuh dalam hati, tak lekang meski melihat jelas kondisi
sekretarianya yang dulu seperti kandang tikus karena hampir saja mati suri, dan
HIMAKI FMIPA Unila, sebuah lembaga kemahasiswaan (LK) tingkat Jurusan dibawah
jurusan Kimia yang ku tinggali dikampus ini, sebuah LK yang membuatku berani
berontak di depan kakak-kakak seniorku dulu yang tengah memarahi kakak tingkat
setahun diatas kami yang sedang dicaci maki.
Lucu memang saat itu, ketika ditengah-tengah tahun study ku
di Jurusan Kimia, aku dihadapkan pada pilihan yang sangat sok sulit, untuk
memilih salah satunya menjadi keluarga terkuatku. Mana bisa? Bahkan sebelum
Surat Keputusan (SK) dari UKMF Natural mengikatku lebih dulu untuk memimpin di
organisasi tersebut, aku telah nyatakan ketidakinginan memimpinku pada salah 1
senior kimia (yang paling senior), yang dulu pernah menanyakan sikapku itu
padaku: “Maaf kak, saya sedikitpun gak berminat memimpin disalah 1 nya. Saya
hanya ingin menjadi anggota dikeduanya sampai akhir masa kepengurusan sy
didalamnya. Bagi saya ini bukan pilihan. Keduanya sama berartinya buat saya.
Dan sy gak ada hak sama sekali untuk sok memilih salah 1".
HIMAKI sudah seperti
anak bagiku, darahnya mengalir didalamku. Darah yang membawaku hidup di Jurusan
Kimia meski aku sama sekali tak cinta dengan pelajarannya. Darah dagingku. Ia
adalah anak kandungku.. Sedangkan Natural sudah kuanggap seperti SUAMI bagiku,
suami yang memang bukan darah dagingku, tapi tak akan pernah ku dua-kan hingga
akhir hayat hidupku. Tak ada yang bisa membuatku pergi dari keduanya. Karena
keduanya sama berarti bagiku. Dan akan menjadi organisasi terakhir bagiku.
Benar. Aku benar-benar tak mengizinkan hati untuk jatuh
kesekian kali dalam cinta yang kudamba ada pada sebuah keluarga. Cintaku
terhenti pada keduanya. Meski sulit, terus kucoba mengiringi perjalanan tumbuh
dan hidup keduanya hingga akhir, meski diawal begitu pedih karena sempat di singkirkan
dari sosialisasi teman sejurusan karena SK- ku tadi: http://rainbowartyasa.blogspot.com/2012/10/teruntuk-keluarga-keduaku-yang-teramat_10.html, tekadku untuk bisa membuktikan bahwa aku akan tetap terus bisa mengurusi anak dan
suamiku dalam waktu yang bersamaan selalu ada disini, dihati. Setelahnya, gak
ada yang bisa mengurungkan niatku untuk tidak akan pernah ber-poligami seumur
hidupku. Tak ada yang pernah sekalipun berhasil merayuku untuk menduakan SUAMIku
setelah berakhirnya masa kepengurusan itu, atau melupakan Anak Kandungku..
Hari ini, kembali hatiku teriris saat harus kembali
meneteskan airmata kesekian kali saat melihat perkembangan tumbuh buah hatiku. HIMAKI-ku,
taukah betapa hati-hatinya kami dan terutama yang ku tahu pasti (teman
seangkatanku) untuk memberikan konsep terbaik di acara pembekalan kepengurusan
baru (Upgrading) hari ini? Betapa teguhnya niat salah satu temanku itu
untuk tetap mempertahankan konsep have fun untuk mengais kembali kepercayaan
kalian pada sosok bangunan kekeluargaan di dalamnya. Tak goyah meski bahkan
dosen-dosen meminta mengubah konsep menjadi lebih pressure. Kulihat jelas bahwa
dirinya begitu peduli dan hati-hati, pun selama ini dalam menghadapi setiap
pancaroba kepengurusan, Ia, yang darah kecintaannya terhadap jurusan Kimia juga
melekat pada darahku, saat itu melakukan ke-khilafan yang sama sekali tak
terbayangkan akan datang dari dirinya sendiri. 'Hanya' demi memperoleh sebuah
conclution kegiatan yang begitu melekat dihati adik-adiknya, beliau mengorbankan
dirinya untuk dibenci..
Bisakah kuminta keikhlasan hati adik-adikku untuk
sepenuh-penuhnya memaafkannya? Karena
aku tau persis bagaimana niatnya dan apa isi hatinya sejak awal.. Bisakah
kupinta ketulusan hati adik-adikku untuk sepenuhnya mengampuni ke-khilafannya?
Karena bebannya adalah juga bebanku.. Karena sakit dan frustasi nya adalah juga
frustasiku. Karena rasa bersalahnya pada adik-adik adalah juga rasa bersalahku
:’(
Percayalah, suatu saat kelak kita akan mengingat saat-saat
ini. Saat dimana proses pendewasaan
berfikir kita sedang diuji. Saat-saat yang mungkin akan terasa lebih manis dan
unik untuk dikenang meski dalam sebuah lelucon yang mengundang tawa bahagia.
Percayakah? Air mataku mengalir berkali-kali hari ini, saat membayangkan betapa
aku, mungkin tak bisa begitu leluasa mendatangi ‘mu’ lagi saat kelak telah
terikat sebuah ikatan/Jarak yang membatasi. Bisakah kita semakin erat setelah
ini? Bisakah saling memaafkan dan membuang jauh-jauh nila setitik dalam hati? Disini
kami percaya, disini kami menyerahkan janji’mu’ pada illahi...
*dengan Tulus, rainbow Night_artYasa :’)
(30-31 Agustus 2014)
0 Response to "HIMAKI Ibarat Anak Kandungku, NATURAL ibarat SUAMI ku...."
Post a Comment