Teruntuk “Keluarga Keduaku” yang Teramat ku Cintai...



Bahagianya bisa melihat’mu’ tumbuh kian riang... Kian ABG..
Bahagianya bisa merasakan getirnya membesarkanmu hingga tumbuh,
Merasakan berjuta sensasi tersendiri saat harus mengajarimu merangkak...
Sensasi tersendiri saat harus memendam sepi ditinggal kakak-kakakmu KKN dulu..
Sensasi tersendiri saat harus mengayomi adik-adik tuyulmu yg tengah jenuh menyinggahimu..
Sensasi tersendiri melihat antusiasme “penghuni2” kecilmu yg baru..
Sensasi tersendiri ketika harus di asingkan dari komunitasku yang lain..
Sensasi tersendiri saat harus menahan sunyi dan kangenku pada tuyul-tuyulmu yang mulai bandel..
Sensasi tersendiri saat harus mengabaikan tugas-tugas kuliahku demi terbitnya karya-karya rutinmu..

Sensasi tersendiri saat harus tersungkur disudutkan oleh salah satu ‘pimpinan’ mu yg merasa diabaikan..
Sensasi tersendiri saat aku tak mampu mengais daun-daun muda yang jatuh berguguran..
Sensasi tersendiri saat harus memboyong tugas-tugas liputan yang tidak dikerjakan..
Sensasi tersendiri saat harus melihatmu bangkit dan berdiri teguh tanpa keraguan..
Sensasi tersendiri saat melihatmu mampu menyelesaikan beban bulanan hingga tahunan..
Sensasi tersendiri saat harus menyelesaikan semuanya dengan senyuman..
Sensasi tersendiri saat harus menahan sakit merindumu dari kejauhan..
Sensasi tersendiri saat harus mulai meninggalkanmu dg pergantian kepengurusan yang baru..
Sensasi tersendiri saat harus menangis –lagi lagi sendiri- sambil memakan 2 ice cream sekaligus di belakang GSG, saat kakak-kakakmu dilantik menjadi wisudawan/i..
Sensasi tersendiri saat aku harus menerima dan mengakui bahwa sudah saatnya aku harus kembali ditinggalkan..
Sensasi tersendiri saat harus mulai merasa segan mengunjungi bangunanmu yang nyaman..
Sensasi tersendiri saat kehadiranku di dekatmu mulai dipertanyakan “ Kenapa masih disini?”, “Bukan pengurus lagi kan??”
Sensasi tersendiri saat aku harus menyadari bahwa tak ada lagi tempatku ‘berlari dan sembunyi’ jika pelangi malamku sedang terjadi kekacauan...
Sensasi tersendiri saat kini, di detik ini, aku harus kembali menjatuhkan butir-butir airmata untuk’mu’, karena’mu’, demi ‘kamu’ dari atas menara langitku..
Masih dalam kesendirian, kepedihan, sekaligus kebahagiaan yang sama. Aku hanya mampu melakukan ini, disini..
Melihatmu dari kejauhan, dari ketinggian lantai 3 sebuah gedung -yang sebenarnya- berada tepat di depan gedungmu mengadakan ‘perjamuan’ bagi tuyul-tuyulmu yang baru...
Tak ada bedanya antara -aku-, dengan –ibu ibu penjaja pempek keliling- di depan sana. Kami memiliki harapan yang sama...
Harapan ‘nya’ untuk memperoleh rezeki dari keberadaan kalian disana, dan harapanku, untuk memperoleh senyuman kalian dari ketidakberadaanku disana..
_Dari ku yang begitu ingin mencintai’mu’ dengan biasa-biasa saja, meski na’as, aku terlalu amat berlebihan mencintaimu..
Dari ku yang teramat ingin meneriakimu dengan seruan-seruan sayangku...
“AKU INGIN SELALU MENCINTAIMU DENGAN TULUSKU: TUYUL-TUYULKU....!!”_

“Dia sepi disini... Tak seperti yang lain... (Judika, Cinta yang satukan kita)
-Pelatihan jurnalistik magang 1, 30 Sept 2012. 12:35)-
Menara Langit Biokim Lt.3, Rainbownight_artYasa

2 Responses to "Teruntuk “Keluarga Keduaku” yang Teramat ku Cintai..."

  1. Aku dan seluruh tuyul" Nat juga sayang banget sama mba , kangen selalu , sering" maen ke sekret ya mba ,,

    ReplyDelete
  2. Hemmm..... Kalo mbak tau ini syp orangnya yg komen, mb cium loh #eitz, kalo cewek tapi ;) Miss u always tuyul2... TERSENGAT

    ReplyDelete

Most Popular

Pengikut