TITIK KRITIS PERTAMA: 5th ANNIVERSARY


.
Mas.. Tepat ditanggal dan bulan yg sama 5 tahun yang lalu, kita mulai mengayuh bahtera rumah tangga dari garis start, dari titik nol, dari perekonomian minus. Berdua.
.
Masih ingat bahagianya kan syg? Hari itu, ikrar sucimu yang perdana, juga jatuh cintaku yang pertama.
.
1 tahun 3 hari setelahnya, bidadari mungil kita lahir ke dunia, sang 'pelangi harapan yang bercahaya di surga', Allah benar-benar memberi kita buncahan kebahagiaan bertubi², Rabbi aw zi’niy an asykura ni’matakallatiy an’amta ‘alayya..
.
Suamiku, kalau sekedar hidup susah saja aku sudah terbiasa.. Tapi mamas? Awalnya sempat ragu apakah anak satu-satunya sepertimu bersedia menjalani kehidupan serba 'minus' bersamaku. Nyatanya kamu mampu, bahkan LEBIH sanggup menguatkanku disaat² kritisku. Memenuhi harapan masa gadisku untuk bisa 'mendaki' bersama suamiku dari TITIK terbawah.
.
Masih ingat letihnya kan Mpooh..
Beberapa bulan sebelum kelulusan CPNS kita diumumkan, kamu masih ikhlas berangkat mengajar dengan membawa dua termos es besar dikedua sisi motormu. Jualan es susu pensil buatanku di lembaga bimbel tempatmu mengajar, mengumpulkan rezeki tambahan yang halal untuk keluarga kecil kita.
.
Rasa lelah berganti anugerah saat mengenang manisnya perjuangan ya mas.. Kamu yang sejak lahir ke dunia mungkin gak pernah merasakan namanya hidup susah, tapi tetap tegar melewati semuanya bersamaku. Tulus.
.
Sampai sekarang pasti masih sangat melelahkan, yaa habibi...
Bolak balik ratusan kilo hanya demi menemuiku dan Naira setiap minggunya. Bertemu/tidaknya kita, hanya bergantung pada 'tumpangan' kendaraan orang semata. Jika berjumpa khawatir. Tak jumpa, Rindu.
.
Allah tau sejak kecil aku sudah terbiasa menunggu, bahkan penantian lebih dari 9 tahun pun aku tunggu. Allah juga tau sejak dulu hanya kamu satu-satunya lelaki yang tak pernah pergi bagaimanapun aku memintamu untuk pergi.
.
Maka di penghujung 5 tahun pernikahan ini, IA berikan ujian 'berpisah' diluar KUASA kita, yang mau tak mau, suka tidak suka, harus bisa kita tempuh dan lewati bersama..
.
Dengan ujian ini kamu dipaksa untuk bisa melakukan hal-hal diluar kuasamu, termasuk harus kuat menahan rindu pada buah hatimu. Kamu juga dipaksa mampu menyetrika sendiri pakaianmu, (dan ini yg tak pernah bisa mencegah airmataku menganaksungai setiap kali melepas kepergianmu). Satu-satunya pekerjaan yang gak pernah tega untuk kamu gantikan sekalipun aku tengah dalam kondisi pasca melahirkan, yang lain kamu sudah terbiasa membantu, tapi menyetrika? Aku tau kamu tak pernah kuasa.. 
.
Melalui ujian ini, aku dipaksa bisa melakukan hal-hal diluar kuasa ku, termasuk hal-hal (yang mgkn bagi orang lain) remeh seperti membunuh sendiri cacing, reno, kalajengking atau lintah yang sering muncul melalui retakan² dinding kamar kosanku tanpa bantuanmu, salah satu hal yang tak pernah bisa kulakukan sendiri tanpa bantuanmu, tapi kini se-gemetar apapun, harus bisa kuatasi seorang diri.
.
Ujian ini menyadarkan kita bahwa kebersamaan kita setiap detiknya sangat berarti "Yayah gak bisa hidup tanpa bunda, Yayah juga yakin bunda gak akan bisa lanjutin hidup kalo tanpa Yayah, 100%. Kita itu udah sepaket bund.." ujarmu tempo hari.
.
Di 5 tahun pertama pernikahan ini, rasanya sudah begitu banyak pahit manis yang kita lewati bersama yaa Jauzy.. Susah, senang, cemburu, canda, airmata, bahagia. Entah apalagi yang ada didepan sana. Kita diuji, ditempa. Agar semakin mudah melewati titik² kritis lainnya disetiap masa.. Di 'ruang tunggu' berjarak ratusan kilo ini, mari kita isi hari dengan hela do'a dan cinta yang semakin kuat jalinannya.
.
Kita telah sampai di Titik kritis pertama pernikahan sayang (17/11/14-17/11/19).. Maa syaa Allah tabarakallah.. Semoga sehidup sesurga selamanya suamiku 💙
.

0 Response to "TITIK KRITIS PERTAMA: 5th ANNIVERSARY"

Post a Comment

Most Popular

Pengikut