SATU CINTA (Kurasa…., Bukan.)



Hening.
Ya tuhan…! Apa yang terjadi??!!
Rain menemukan dirinya tengah terduduk dipinggir tempat tidur dengan darah mengalir dari kepalanya, turun melalui sela-sela telinga, dan jatuh mewarnai sprai cokelat Winnie the pooh kesayangannya.
Tak hanya itu! Astaghfirullah…. Darah merah pekat lebih deras lagi mengalir dari kedua lubang hidungnya, menyatu dengan derasnya air di pipi, lalu kembali jatuh ke sprai yang kini bercorak cokelat-merah berantakan.
Mengerang kesakitan? Takada guna. Menangis? Hanya menambah perih. Bukankah Ia sendiri yang berniat memecahkan kepalanya hingga hancur/sekedar lupa ingatan, ke dinding kamarnya entah beberapa menit/jam yang lalu? Menjerit? Kalah.  Ia menjerit.Memanggil siapa saja yang bisa mengurangi rasa sakit disekujur kepalanya. Juga dihatinya.
Hingga tak lama, si Ibu yang mulanya memekik histeris melihat kondisi sang anak, bergegas berlari menuruni anak tangga, berteriak mencari pertolongan..
Motor ninja hitam melaju gesit. Tapi juga sangat hati-hati, membawa 3 sosok penumpang di atas mesinnya, entah kemana..

“Hei lihat….. ribuan gugus awan itu berjalan mengikuti arahku melaju… Atau, aku yang mengikuti arahnya berhembus? Entahlah.. Ya, mungkin. Kurasa… Bukan. Ribuan. Tapi.  Jutaan!”

Mengapa Aku seperti orang gila? Apa yang sebenarnya ku perbuat? Kalau mati memang tujuanku, mengapa kupanggil ibu dan kini berharap perawat bisa menolong hidupku?
AAArrrrrrggghhhhh!!!!!!!!
Apa yang sebenarnya terjadi?? Mengapa aku bisa begitu konyol dan tolol begini????!!!
Yang ku ingat, rasa yang selalu ku benci itu datang lagi.. Seperti hantu yang terlalu takut ku hadapi, Yah! Hantu.. Tapi…., Bukankah aku tak takut hantu??
Lantas????
Ada perasaan lain yang sepertinya memaksaku mengakhiri hidup. Rasa itu… Seperti menekan setiap inchi peredaran darah dari nadiku, membuatku merasa mati 3 kali lipat lebih tak bernyawa sebelum aku benar-benar mati. Perasaan ditinggalkan. Perasaan tak diinginkan. Perasaan yang telah beberapa bulan ini membuatku rela melakukan apa yang sebelumnya belum pernah ku lakukan, Mengatakan apa yang sebelumnya belum pernah ku katakan. Menerima apa yang sebelumnya belum pernah kuterima..
“Heiii lihaat….! Mengapa orang-orang berseragam serba putih itu begitu sok sibuk mengurusi luka-luka ku? Mengapa hati mereka begitu tega mengoleskan cairan-cairan sama merah yang lebih menyakitkan kepalaku? Entah lah. Ya, Mungkin. Kurasa…., Bukan Hati mereka yang tega. Tapi…., Hatiku!”

CINTA…
Bukankah aku telah membenci kata itu sejak pertama kali aku tau apa itu benci? Lalu mengapa lagi-lagi ‘ia’ seperti memaksaku mengerti apa yang belum ingin ku mengerti?? Tolonglah… jangan coba bohongi aku dengan kata-kata cinta yang palsu… tidak akan tertanam dihatiku.
Jika sebelum menikah saja ‘kalian’ bisa dengan mudahnya mengatakan cinta, menyatakan cinta, dan mengumbar cinta ke banyak wanita, bagaimana kelak setelah berumah tangga??? Melihat yang lebih baik parasnya, lebih mapan finansialnya, lebih kokoh pendiriannya, lebih cerdas isi kepalanya,lebih perhatian sikapnya, dengan begitu mudahnya engkau berpaling kesekian kali tuk menyatakan cinta?
Heiiii….. Apa yang sebenarnya ‘kalian’ cari??! Kau pikir cinta itu apa?? Apa benar yang kau rasa kini cinta? Yang kau nyatakan itu cinta?? Mohon… jangan coba permainkanku dengan kalimat-kalimat picisanmu..bilang saja sejujurnya jika ingin pergi dan menjauh..! Jangan menjadikan cinta sebagai tameng tuk melanggar janji dan mengakhiri pertemananmu… Bodoh sekali orang yang tega menukar harga sebuah pertemanan dengan perasaan dan pernyataan bodoh yang sama sekali Belum-Benar-Benar-Bisa-Kau-Anggap-Cinta..
Bagiku cinta hanya satu.. Cinta pada tuhan, Satu. Cinta pada Agama, Satu. Cinta pada orangtua, Satu. Cinta pada apapun, masing-masing kategori bernilai, Satu. Termasuk cinta kepada lawan jenis. Hanya Satu. S-A-T-U. Hingga semua bermuara pada 1 kata yang Satu:Cinta.
Apa yang pernah ku katakan berkali-kali…?
Apabenar itu Cinta? Jika kau setiap saat bisa jatuh cinta dengan yang lain?? Aku tak pernah menaruh harkat cinta serendah itu, kawan.. Mohon mengerti keputusanku..
Bahkan ketika 12 tahun yang lalu kurasakan perasaan yang teramat mendalam menyerang setiap sudut hatiku, meleburkan keangkuhanku, dan mencairkan ego ku, tetap saja rasa yang ku yakini tak mampu mencapai tahta ‘perasaan’ setinggi itu.. Kata yang ku ucap berhenti pada sebuah rasa yang kurasa sudah sangat layak mewakili perasaanku saat itu, rasa yang memang kurasa paling layak kupersembahkan untuknya…: SAYANG.
Sekali lagi mohon dengarkan.. Atas ketulusan setinggi itu, tak berani ku ucap 1 kata SUCI itu tuk sekedar meyakini bahwa: ‘Aku Pernah jatuh Cinta’.. Karena apa?? Karena bagiku, CINTA ITU SATU.. Selamanya ‘Cinta lawan jenisku’ hanya akanada SATU. Akan tetap Satu. Dan hanya akan ku serahkan kepada yang Satu: Suamiku.
Tapi kini, Mengapa aku kembali dibuat ‘nya’ ragu? Apakah karena ketulusan yang sama lagi-lagi kini tengah mempermainkanku? Apa karena kini pengorbanan yang sama lagi-lagi tega mengujiku? Atau karena kini penyerahan yang sama lagi-lagi tengah mengusik keangkuhan ku?
TIDAK. Aku tak seharusnya terperdaya oleh bayang-bayang semu.. Lihatlah..belum apa-apa saja ‘ia’ telah membuatku jatuh. Hancur. Sakit. Dan dengan TOTOL nya sanggup membuatku memutuskan mengakhiri hidup, akibat terlalu takut ditinggalkan kesekian kalinya oleh sosok teman yang sangat berarti.. Jadi, sudah jelas kan? Setinggi apapun perasaanmu, setulus apapun rasa itu, jangan sekali-kali kau coba sebut kata itu dihadapanku, atau dihadapan orang yang belum benar-benar akan/telah menjadi pendamping hidupmu..

“Dengar rain.. Lain kali lebih hati-hati..jangan lari-larian lagi dalam kamar.. nanti jatuh lagi.. ingat tuh kata perawat tadi, kalau lukanya geser sedikit aja kesamping, bisagegar otak kamu.. nanti gak bisa kerja di perusahaan BUMN pilihan ayahmu..” Ceramah ibu menyela lamunanku.
“Ahh!! Gegar otak!! Ide bagus!!! Bukankah jika gegar otak, aku bisa bekerja semauku dan takkan dipaksa lagi bekerja di tempat yang tak ku mau?? Haha!!  :D Entahlah. :) . Ya. Mungkin, Kurasa…., Bagaimana bisa bekerja ditempat yang ku mau? Jika lulus dari bangku kuliah pun aku tak mampu?” -_-‘

Rainbownight_artYasa
29 Desember 2012, 13:02

0 Response to "SATU CINTA (Kurasa…., Bukan.)"

Post a Comment

Most Popular

Pengikut