Coba- Coba Flash Fiction (LINDU)

Assalamu'alaikum....
Hmm.... Udah lama gak update blog (Terperangkap di laboratorium dengan segala kerumitan penelitian yang belum berakhir sih... :( *curhat) hhe.... So, kali ini cuma mau sedikit berbagi salah satu naskah Flash Fiction (FF) saya yang perdana dan agak ngawur.. hehehe... Buat kenangan aja... Check this out... :)





“Nek, Lindu itu apa…?”
Kamu menengok tepat ke arahku, cucu kesayanganmu yang esok merayakan ulang tahun yang ke-7..
“Mengapa tiba-tiba Tanya itu nduk?” Tersenyum. Senyum sahajamu yang biasanya.. Kau menjawab pertanyaanku kembali dengan sebuah pertanyaan.
Teringat kembali obrolan teman-temanku pagi tadi di sekolah, tentang sebuah kisah lindu di Bengkulu, yang telah menewaskan nyawa sepasang kekasih. Dan hei..! Tapi lindu itu apa? Mengapa hanya aku yang sepertinya tak tau apa itu…
“Lindu itu gempa kecil, sayang..” Nenek meninggalkan sulaman taplak mejanya, lalu beranjak ke arahku, mengusap lembut rambut ikal ku, lalu kembali tersenyum. Cantik deh..!!
“Oh.. Jadi lindu itu yang bisa membuat bumi dansa ya nek?”
“Njih nduk.. Lindu membuat bumi menari, tapi ngeri..”
Dahiku terlipat.
“Jadi lindu juga yang bisa membuat kita pusing, sakit, bingung, sampai ingin menangis ya nek?”
“Lho.. Kenapa Tanyanya begitu, nduk?”
“Habis kayaknya disini ada lindu deh nek.. Bumi membuat kepalaku pusing. Aku takut dan menangis, tapi lindu tetap disini..”
“Astaghfirullah.. Kapan itu terjadi sayang?? Sewaktu nenek sedang pergi ke sawah menanam padi???”
“Lindu selalu datang nek.. Selalu datang.. Sewaktu nenek sedang gak ada, juga setiap malam, membuatku gak bisa kemana-mana.. Cuma bisa menangis.. Aku benci lindu nek.. benci lindu…” Satu persatu air mataku mulai berhamburan, perih..
“Jangan menangis cah manis.. cup.. cup.. kenapa kamu baru cerita sekarang sama nenek, nduk..” Dengan telaten, satu-satunya keluarga yang ku punya itu membasuh air mataku yang jatuh, meredamkan tangisku ke dalam pelukannya yang hangat.
“Maafin aku nek.. Tapi kan aku udah janji sama nenek, gak akan Tanya-tanya lagi dimana kebeladaan ayah dan ibu…”


Nominasi @Antologi rindu tanpa kata rindu

0 Response to "Coba- Coba Flash Fiction (LINDU)"

Post a Comment

Most Popular

Pengikut